Lalu, disepakatilah operasi bersama yang diberi nama Babut Mabur atau permadani terbang.
Operasi ini untuk mengirimkan senjata-senjata sumbangan dari Uni Soviet yang diterima Indonesia saat Trikora, diserahkan kepada pejuang Afganistan. Tentu saja atas persetujuan Presiden Soeharto.
Persiapan pengiriman mulai dilakukan pada Juli 1981. Semua senjata dimasukkan ke peti dan diberi tanda palang merah. Sebagai kamuflase, peralatan tempur ini dicampur dengan obat-obatan dan selimut. Misi penyelundupan senjata pun sukses dan berhasil diterima oleh pejuang Afganistan.
Misi super rahasia selanjutnya yakni pembelian pesawat tempur Israel.
Nama sandi misi super rahasia ini adalah Operasi Alpha, diambil dari huruf depan pesawat A-4E Skyhawk yang akan dibeli.
Pembelian pesawat tempur bekas A-4E Skyhawk secara diam-diam ini dilakukan karena Indonesia saat itu tak punya hubungan diplomatik dengan Israel.
Mantan Kepala Staf TNI AU Marsekal (Purn) Ashadi Tjahjadi dalam bukunya berjudul ‘Loyalitas Tanpa Pamrih’, menceritakan Benny Moerdani memberikan ancaman kepada para anggota yang ikut dalam misi super rahasia itu dengan tidak akan mengakui kewarganegaraan mereka jika misi ini gagal.