Secara pasti tidak diketahui kapan Belanda masuk ke Labuhanbatu. Dari berbagai keterangan yang dihimpun menyatakan bahwa Belanda masuk ke Labuhanbatu sekira tahun 1825, namun ada pula keterangan yang mengatakan bahwa kedatangan Belanda ke Labuhanbatu adalah setelah selesai Perang Paderi sekira tahun 1831.
Pada tahun 1862, Kesatuan Angkatan Laut Belanda dibawah pimpinan Bevel Hebee datang ke kampung Labuhanbatu di Hulu Kota Labuhan Bilik melalui Sungai Barumun.
Di Kampung Labuhanbatu tersebut Belanda membuat tempat pendaratan dari batu beton, lama-kelamaan tempat persinggahan tersebut berkembang menjadi tempat persinggahan kapal yang kemudian menjadi kampung yang lebih besar dan namanya disebut ‘Pelabuhan Batu’ akhirnya nama Pelabuhan Batu ini disingkat menjadi ‘Labuhanbatu’ kemudian nama itu melekat dan ditetapkan menjadi nama wilayah Kabupaten Labuhanbatu.
Dalam perkembangan selanjutnya, Pemerintahan Kolonial Belanda secara juridis formal menetapkan gouvernement bisluit nomor 2 tahun 1867 tanggal September 1867, tentang pembentukan Afdeling Asahan yang meliputi tiga Onder Afdeling yaitu, Onder Afdeling Batu Bara dengan Ibu Kota Labuhan Ruku, Onder Afdeling Asahan dengan Ibu Kota Tanjung Balai, Onder Afdeling Labuhanbatu dengan Ibu Kota Kampung Labuhanbatu, dengan demikian secara administratif Pemerintahan Labuhanbatu adalah merupakan bagian dari wilayah Afdeling Asahan yang dipimpin Asisten Residen atau Bupati, sedangkan Onder Afdeling dipimpin oleh seorang Controleur atau Wedana.