Rangkaian upacara dimulai dengan masuknya Komandan Upacara, diikuti laporan Perwira Upacara kepada Inspektur Upacara. Saat AKBP Marganda Aritonang tiba di lokasi, seluruh pasukan disiapkan dan memberikan penghormatan. Suasana semakin khidmat ketika lagu Mars Bela Negara berkumandang, dilanjutkan dengan mengheningkan cipta dan pembacaan Ikrar Bela Negara yang diucapkan bersama oleh seluruh peserta.
Momen paling ditunggu adalah penyampaian amanat Presiden Republik Indonesia yang dibacakan oleh Inspektur Upacara. Dalam amanatnya, Presiden menekankan pentingnya meneguhkan komitmen menjaga keutuhan bangsa di tengah dinamika dunia yang penuh ketidakpastian.
“Setiap tanggal 19 Desember, kita mengenang berdirinya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Bukittinggi pada tahun 1948, ketika Agresi Militer II mengancam keberlangsungan Republik. Peristiwa itu menjadi bukti bahwa semangat bela negara mampu menjaga Indonesia tetap berdiri,” ungkap amanat Presiden yang dibacakan.
Presiden juga mengingatkan bahwa ancaman terhadap negara kini tak lagi konvensional. “Rivalitas geopolitik, krisis energi, disrupsi teknologi, hingga arus informasi yang mudah dimanipulasi menjadi tantangan nyata. Ancaman berbentuk perang siber, gerakan radikalisme, hingga bencana alam yang semakin sering terjadi,” ucap amanat tersebut.




