Dalam komentar melalui akunnya, pemilik atau pengelola akun dimaksud menuliskan kata-kata: eh tolol..taddai natua tuamu..aku masih asli samosirr..op.Pinukka huta i sipolha-sahat tu tiga dolok asa di botoho adat..ai ahado simalungun on..attor te simalungun mi..mangaratto ho..dang porlu i au tanoh batak..asa ibotoho dah holan te do simalungun..kenaL taik kan (itu lah simalungun) attor aha na i anggarhon mu na di simalunguni..pinahan ni china siallang te.
Secara terjemahan umum terang Candra, jika kata-kata ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia kurang lebih artinya adalah: eh tolol..kenali orangtuamu..aku masih asli samosir..leluhur pembuka kampung di sipolha-sampai ke tiga dolok biar kamu tahu adat..apanya simalungun ini..langsung taik simalungunmu itu..merantau kau..nggak perlu sama saya tanah batak..biar tahu kamu ya hanya taik nya simalungun..kenaL taik kan (itu lah simalungun) langsung apa yang kamu banggakan di simalungun itu..hewan peliharaan china pemakan taik.
Candra menyampaikan, kata-kata dalam komentar akun facebook tersebut dianggap telah melukai kliennya selaku seseorang yang bersuku Simalungun. Kliennya merasa dirugikan secara hukum, moral, dan eksistensi sebagai salah satu putra dari suku Simalungun.




