Merasa bahwa pangulu tidak akan hadir lagi pada hari itu, maka Jalansen Saragih bersama beberapa orang saudara sepupunya memutuskan untuk pulang dari rumah Ali Adam Saragih. Jalansen dan enam orang sepupunya pulang menggunakan mobil, sementara dua orang sepupunya yang lain masing-masing menggunakan sepeda motor. Saat itu sekira Pukul 24.00 WIB.
Di tengah perjalanan, di jalan Dusun Gunung Bayu Nagori Buttu Bayu, tepatnya di depan warung tuak milik Sedi Sipayung, sejumlah orang tiba-tiba mencegat rombongan Jalansen Saragih tersebut. Seingat Jalansen, salah satunya bernama Jansen Purba. Merasa kaget karena dicegat, akhirnya rombongan itu berhenti. Ada juga yang melarikan diri untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Saat itu, Jalansen masih tetap berada di dalam mobil. Sejumlah orng tersebut termasuk Jansen Purba memaksana untuk keluar. “Turun dulu kau. Jumpai pangulu. Ngomong dulu sama pangulu”. Demikian seingat Jalansen kata-kata yang diucapkan orang-orang yang mencegat itu.
Seingat Jalansen, Jansen Purba menarik tangannya untuk memaksanya turun dari mobil. Merasa terintimidasi, akhirnya Jalansen Saragih menuruti untuk menemui pangulu tersebut di dalam warung tuak milik Sedi Sipayung. Disana, pangulu sudah menunggu bersama sejumlah orang termasuk Master Damanik dan Sarimuliaman Damanik. Baru saja masuk ke dalam warung itu, sejumlah orang tersebut sudah melontarkan kata-kata dengan nada keras kepada Jalansen Saragih. Ada yang memukul meja kuat-kuat terkesan mengintimidasi.