Simalungun, Nusnet.news- Adanya gerakan kelompok masyarakat yang melakukan klaim masyarakat adat di Kabupaten Simalungun, disikapi Dewan Pimpinan Pusat/Presidium Partumpuan Pemangku Adat dan Budaya Simalungun (PPABS).
Ketua Umum DPP/Presidium PPABS Jantoguh Damanik SSos, melalui Ketua Bidang Hukum PPABS, Hermanto Hamonangan Sipayung SH CIM, menegaskan bahwa tindakan oknum masyarakat yang mengklaim sebagai masyarkat adat dan mengklaim memiliki tanah adat, adalah tindakan ilegal yang tidak mendasar yang merupakan bahagian pelanggaran hukum.
Hermanto Sipayung menerangkan, bahwa pada Tahun 2023 Kementerian Kehutanan yang saat itu masih bernama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sudah menegaskan bahwa belum ada penetapan resmi tanah ulayat atau tanah adat di daerah manapun di wilayah Kabupaten Simalungun.
Bahkan, penegasan itu dikirimkan melalui surat resmi kepada organisasi adat Simalungun yakni PPABS dan oknum masyarakat yang ada di Sihaporas.
Dalam surat bernomor S.211/PKTHA/PIAHH/PSL.7/2/09/2023 tertanggal 8 September 2023, KLHK menjawab permohonan DPP Partumpuan Pemangku Adat Budaya Simalungun (PPABS) mengenai penegasan tanah ulayat.