“Jadi momentum untuk merawat kebhinnekaan. Keragaman masyarakat justru menjadi kekuatan untuk membangun OKI,” tegas Muchendi.
Karnaval budaya tersebut diawali dengan barisan siswa TK dan PAUD, lalu dibuka dengan penampilan apik grup drumband. Selanjutnya hadir barisan pembawa bendera merah putih, diikuti kontingen dengan aneka kostum yang memvisualisasikan keragaman budaya di Ogan Komering Ilir.
Tak kalah menarik, tampil pula sastra tutur cang incang dan tradisi midang morge siwe yang menjadi tontonan menarik bagi ribuan warga yang memadati sepanjang rute karnaval, dari Taman Segitiga Emas Kayuagung menuju Gedung Kesenian.
Seperti halnya kontingen Kecamatan Kota Kayuagung yang mengusung tema adat morge siwe, lengkap dengan kostum serta kereta juli yang diarak keliling kota. Defile peserta karnaval juga diramaikan kendaraan hias dari Forkopimda dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menampilkan berbagai macam produk layanan hingga hasil pembangunan.
Salah satu warga Teluk Gelam, Laila, mengaku selalu antusias menunggu acara karnaval setiap tahunnya.