Aksi unjukrasa sendiri berlangsung tertib dengan mendapat pengawalan ketat dari puluhan aparat personel kepolisian. Usai berorasi, beberapa perwakilan pengunjuk rasa diterima masuk bertemu dengan Ketua DPRD Binjai beserta anggota dewan lainnya.
Dalam pertemuan itu, Dejon Sembiring mengatakan terdapat 100 peternak babi dari 40 tempat yang membuka usaha ternaknya disana. Secara keseluruhan ada 40 tempat ternak disana yang sudah memproduksi sekitar 1500 ekor babi.
“Mereka tidak hanya membuang kotoran babi ke sungai tapi juga membuat semacam kolam tanah tempat kotoran babi. Nah, sisa-sisa rembesan kotoran babi tersebut membuat sumur warga menjadi tercemar, bau busuk dan berwarna hitam. Sehingga warga tidak bisa lagi memakai air sumur mereka,” ujarnya.
Salah seorang warga Toto 56 tahun turut mengamini hal tersebut. Katanya, kini dia bersama warga lainnya tidak bisa memakai air sumur karena sudah tercemar kotoran babi.
“Biasanya kami pakai air sumur untuk keperluan sehari-hari seperti mandi dan minum. Tapi sekarang sudah tidak bisa lagi digunakan,” ucapnya.