Bulan-bulan pertama pasca proklamasi kemerdekaan, Surabaya menjadi kota yang sangat “panas”. Pasalnya telah banyak terjadi perebutan senjata dari pasukan Jepang dan pertempuran melawan Sekutu.
Beberapa hari setela Pertempuran Surabaya meledak, melalui sebuah radio Jasin mengumumkan bahwa pasukan Polisi Istimewa yang ia pimpin telah dimiliterisasi.
Oleh sebab itu, mereka harus diikutsertakan dalam pertempuran. Selama Pertempuran Surabaya berlangsung, Jasin memimpin pasukannya dalam pertempuran di beberapa tempat.
Menjelang akhir November 1945, Jasin meninggalkan Surabaya dan memindahkan markasnya ke Sidoarjo. Selain terlibat dalam pertempuran Surabaya, peran Jasin juga tidak terlepas dari keterkaitan dengan Mobiele Brigade (Mobbrig) atau yang sekarang disebut Brigade Mobil (Brimob).
Moehammad Jasin diangkat menjadi Komandan Mobiele Brigade Besar (MBB) Jawa Timur. Ia juga menjadi Koordinator Mobrig di semua keresidenan di Jawa Timur.
Selain berkiprah di bidang kepolisian, Jasin juga pernah menjabat sebagai sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA), anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).