M Yasin adalah turunan keenam dari Raja Bone ke-22, Sultan Abdul Razak Jalaludin, yang merupakan keturunan ulama dan tokoh Islam yang dihormati,
Ayah M Yasin yang merupakan seorang saudagar dari Bone, yang merantau ke Buton dan menjadi pedagang kelontong di Jawa Timur. Setelah ibunya meninggal M Yasin kemudian disekolahkan di Makassar oleh pamannya dan menjadi seorang polisi, meskipun cita-citanya sebenarnya ingin menjadi penerbang.
Yasin menunjukkan kecemerlangannya dalam kepolisian, baik pada masa pendudukan Belanda, Jepang, maupun setelah kemerdekaan. Pada 5 November 2015, ia dianugerahi gelar pahlawan nasional dan menjadi polisi pertama dalam sejarah Republik Indonesia yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Yasin juga memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Ia menjadi komandan tokoh BPUPKI di Surabaya, yang merupakan satu kesatuan politik yang dibentuk pada masa pendudukan Jepang.
Selain itu ia terlibat dalam pertempuran di Surabaya setelah proklamasi kemerdekaan, yang memelopori kesadaran akan kemampuan diri sendiri dan identitas bangsa serta membangkitkan militansi pemuda
pemuda di Surabaya.