” Sama-sama Kita ketahui untuk menjadi tuan rumah kemarin menghabiskan biaya yang sangat besar bukan sedikit lebih kurang kita menghabiskan Rp 100.000.000 lebih, terkait iuran yang hanya Rp 500.000/bulan, Rp 6.000.000/tahun Kita bandingkan dengan biaya yang Kita keluarkan, Saya rasa tidak relevanlah Asprov itu tidak membuat Kita Voters hanya gara-gara tidak membayar uang iuran. Mestinya Asprov itu menyurati Kita, atau mengasi tagihan kepada Kita, ratusan juta saja bisa Kita upayakan masa Rp 6.000.000 tidak bisa Kita selesaikan. Ini saja Pajak Tahunan Kita bayar, SPT tahunan Poslab Kita bayar apalagi hanya iuran tahunan ” tandas Ketua Poslab Labuhanbatu.
Masih menurut Asrol Aziz Lubis upaya dari pengurus Poslab untuk mengembalikan Hak Voters ” kalau upaya Kita sifatnya klub dikampung-kampung dikabupaten Labuhanbatu menunggu, kalau memang saat ini datang surat tagihan dari Asprov yang harus diselesaikan Kita selesaikan Hari ini, tapi harus jelas dia bayarnya kerekening mana atas nama siapa dan lebih bagus jangan atas nama pribadi, karena selama ini Kita membayar iuran tidak pernah dapat kwitansi bukti pembayaran sepotongpun. Akibatnya ada keragu-raguan Kita untuk membayar, manajemennya harus jelas. Intinya bila perlu Kita setor sekarang untuk membalikkan hak Kita menjadi Voters, kalau hal ini yang menjadi alasan Kita tidak menjadi Voters, Kita
(Wartawan Rahmat)