“Selain dikenal sebagai pohon kapur barus, pohon ini di kawasan Kalimantan memiliki nama lokal kapur, kapur anggi, kapur bukit, kapur peringii, kapur ranggi, keladan, kladan, dan telajin.”
Ada hal menarik pohon kamper ini, ia memiliki 12 sinonim nama, yaitu Dryobalanops sumatrensis, Laurus sumatrensis, Arbor camphorifera, Dipterocarpus dryobalanops, Dipterocarpus teres, Dryobalanops aromatica, Dryobalanops junghuhnii, Dryobalanops vriesii, Pterigium teres, Laurus sumatrensis, Shorea camphorifera dan Shorea costata.
Beragam manfaat
Beragam kemanfaatan kapur barus telah digunakan untuk keperluan manusia. Masyarakat Mesir misalnya, mereka memanfaatkan kapur barus sebagai pengawet jasad manusia yang telah meninggal dengan cara melumuri dengan balsem [ramuan hasil campuran kapur barus dengan rempah-rempah dari Ophir] di sekujur tubuh mayat tersebut.
“Sejarah mencatat bahwa jasad raja-raja Mesir sejak abad ke-7 sampai dengan abad ke-16 Masehi diawetkan dengan menggunakan kapur barus, termasuk diantaranya mumi Ramses II dan Ramses III,” tulis Budi.