Nusantara Netizen
Kondisi istri Presiden Haiti, Martine Moise yang luka tembak saat pembunuhan suaminya, Jovenel Moïse, mulai pulih.
Dia membagikan dua foto dirinya yang masih terbaring di rumah sakit di Miami.
Dalam unggahan dua foto tersebut tampak Martine tengah terbaring di ranjang rumah sakit. Tangan kanannya dibalut perban sementara tubuhnya ditutupi selimut putih.
Keterangan di foto pertama, dia menuliskan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang membantunya sehingga selamat dari kematian.
“Terima kasih kepada semua orang yang membantu saya, berdoa agar saya hidup kembali. Karena selama ini Anda dirawat di rumah sakit, hidup Anda dari Tuhan dan dokter,” tulisnya.
Martine menambahkan, hingga saat ini dia masih belum percaya jika suaminya tewas dengan cara mengenaskan.
Kesedihan yang dia alami tak akan pernah hilang.
“Saya masih tidak percaya bahwa suami saya telah pergi seperti ini di depan mata saya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada saya. Rasa sakit ini tidak akan pernah berlalu,” tulisnya
Sementara di foto yang kedua, Martine kembali mengucapkan terima kasihnya kepada pihak rumah sakit yang membantunya.
Bahkan dia menyebut tim medis sebagai malaikat pelindung.
“Terima kasih untuk tim malaikat pelindung yang membantu saya melewati masa yang mengerikan ini.
Dengan sentuhan lembut, kebaikan, dan perhatian Anda, saya bisa bertahan.
Terima kasih! Terima kasih! Terima kasih!” tulisnya.
Dalam rekaman yang dirilis di Twitter, wanita berusia 47 tahun itu menceritakan bagaimana tiba-tiba, tentara bayaran datang dan menghujani suaminya dengan peluru.
Jevenel tewas dalam sekejap mata. Pembunuh pun tak memberikan kesempatan Jovenel untuk mengatakan sepatah kata pun.
Martine menuduh ‘musuh bayangan’ yang mengorganisir pembunuhan suaminya. Tujuannya untuk menghentikan perubahan demokrasi.
“Anda tahu siapa yang sedang dilawan oleh presiden.
Orang-orang ini menyewa tentara bayaran untuk membunuh presiden dan keluarganya karena proyek untuk jalan, listrik, pasokan air minum, organisasi referendum dan pemilihan, untuk penghapusan akhir transisi politik,” katanya.
Martine mengatakan, pihak oposisi yang marah saat suaminya berupaya membersihkan pemerintah.
Jovenel juga telah mengusulkan referendum untuk mengubah konstitusi Haiti.
Referendum, yang dijadwalkan pada 26 September bersama dengan pemilihan presiden dan legislatif, dapat menghapuskan posisi perdana menteri, membentuk kembali cabang legislatif dan memperkuat kepresidenan.
Namun para kritikus mengecam langkah itu sebagai perebutan kekuasaan.
Sebelumnya, Presiden Moise (53) tewas terbunuh dalam serangan bersenjata di Port-au-Prince oleh orang tak dikenal yang berbicara bahasa Spanyol.
Sementara ibu negara, Martine Moise, yang terluka dalam serangan itu, sedang dirawat di rumah sakit.
Martine Moise lantas dipindahkan ke rumah sakit di Miami untuk perawatan lebih lanjut.
Sementara, anak-anak presiden berhasil selamat. (*)