Jika hal ini, lanjut Ishak, berkaitan dengan situasi nasional yakni PPKM di Jawa – Bali yang berdampak pada mobilitas dan aktivitas di MK, maka akan dipastikan Nasib Pilkada Labuhanbatu semakin kabur.
“Kita belum tau PPKM di Jawa – Bali kapan berakhir dan nasib Pilkada Labuhanbatu semakin mengambang dan kabur,” ujarnya.
“Tapi gitupun kita masih belum tahu alasan yang pasti sampai kini,” imbuhnya.
Situasi yang berlarut – larut ini sangat disayangkannya sebab banyak menguras tenaga bahkan materil di tengah – tengah situasi Pandemi yang kian menjepit keuangan Pemerintah.
“Kita tahu bahwa keuangan pemerintah semakin seret, bahkan sampai ada kewajiban – kewajiban yang tidak terbayarkan ditambah lagi harus menanggung beban Pilkada yang berlarut – larut dan berhujung dalam ketidakpastian,”
sebut Ishak.
Kinerja penyelenggara terkhusus KPU Labuhanbatu dianggap sebagai biang kerok. Kebijakannya dalam melaksanakan pesta demokrasi di Labuhanbatu rentan dengan kegagalan dan erat berdampak terhadap kerugian bagi masyarakat.