Nusantara Netizen
6 September 2025 | 13:48 WIB
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • INDEKS
  • TRENDING
  • PERISTIWA
  • DAERAH
  • NASIONAL
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • LINGKUNGAN
  • INDEKS
  • TRENDING
  • PERISTIWA
  • DAERAH
  • NASIONAL
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • LINGKUNGAN
No Result
View All Result
Nusantara Netizen
No Result
View All Result
  • INDEKS
  • TRENDING
  • PERISTIWA
  • DAERAH
  • NASIONAL
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • LINGKUNGAN
Home ARTIKEL

Ironi Orang Indonesia, Gemar Beropini tapi Pakai Akun Palsu

by Redaksi
25 Juni 2021 | 12:31 WIB
in ARTIKEL, TRENDING
A A
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Penulis: Geger Riyanto, mojok.co

Sudah barang lumrah kalo satu orang memiliki lebih dari satu akun media sosial. Biasanya ada akun pribadi, akun bisnis atau brand miliknya, dan ada juga akun palsu. Masing-masing akun memiliki fungsinya tersendiri. Khusus untuk akun palsu, biasanya digunakan untuk menjadi dirinya sendiri. Lah, maksudnya gimana?

Percaya atau enggak, akun palsu itu justru menunjukkan siapa diri pemilik akun itu ketimbang akun pribadinya. Kalo di akun pribadi, semuanya kudu tampak indah dan estetik. Maka di akun palsu, dia bisa bebas melakukan apa saja.

Salah satu fungsi akun palsu itu buat stalking orang. Fungsi lainnya lebih jahat lagi, yaitu buat mbacot seenak jidat di media sosial. Akun palsu yang buat mbacot sana mbacot sini itu punya ciri khas tertentu. Biasanya jumlah followingnya banyak banget bisa sampe ribuan, tapi followersnya cuma ratusan. Ciri berikutnya akunnya digembok. Ciri berikutnya lagi nggak ada postingan di akunnya. Udah digembok, eh nggak ada postingan. Maksudnya apa coba?

Nah, karena merasa identitas aslinya terlindungi, maka dengan bebas si pemilik akun bisa mbacot ke mana aja. Biasanya saat ada isu sosial yang lagi hits bakal nimbrung di kolom komen. Kayak yang kemarin panas itu, terkait ada tanda salib di corak logo ulang tahun negara ini. Banyak banget akun palsu yang mbacot sana mbacot sini seenak jidat. Mereka merasa terlindungi keberadaannya dari siapa saja yang dibacotin.

Saya pernah menulis opini di sebuah media tentang kasus Jouska kemarin. Inti opini saya adalah pihak Jouska emang salah karena serampangan nggunain dana nasabahnya, tapi nasabah yang nitipin uang ke Jouska juga salah. Nah, tulisan saya dihighlight sama media yang menayangkan dan dijadikan postingan Instagram. Ada dong netijen budiman yang langsung mbacot kalo saya nggak riset dulu pas nulis itu, bahkan bilang kalo permasalahannya nggak sesimpel itu.

Saya malas berdebat karena sudah tentu netijen budiman tersebut nggak baca opini yang saya tulis, semata membaca judul postingan IG dan captionnya yang emang rada ‘mancing emosi’. Saya coba buka akun netijen tersebut, dan benar saja kalo itu akun palsu. Nggak ada postingan di IG-nya dan followingnya juga banyak banget. Yaudah, saya diemin aja daripada ribut. Lagian ngapain ribut sama bedebah yang nggak mau nunjukin dirinya sendiri pas mbacot.

Pertanyaannya, kenapa mereka nggak komen aja pake akun pribadi yang asli? Jawabannya ya karena khawatir citra diri bakal tercoreng karena memamerkan aksi bacot. Makanya, benar bahwa akun asli media sosial justru adalah kepalsuan si pemilik akun, sementara akun palsunya adalah keaslian dari si pemilik. Bedebahnya, mereka nggak berani nunjukin diri mereka secara terang-terangan. Khawatir followers akun asli yang udah banyak tau sifat asli mereka. Nanti kalo udah tau sifat aslinya malah pada unfollow. Kan sungguh berbahaya.

Dalam kasus ini, kok saya jadi lumayan respek sama publik figur yang berani mbacot pake akun aslinya deh. Jerinx katakanlah. Iya, bacotnya emang bikin kontroversi, tapi setidaknya dia jadi dirinya sendiri dan nggak berlindung di balik kepalsuan. Keberanian dan keontetikan itulah yang patut diapresiasi, mengingat biasanya orang yang mbacotin bacotannya Jerinx biasanya pake akun palsu.

Terus lagi masalah Anji kemarin deh. Banyak orang yang geleng-geleng dengan kelakuan Anji terkait komentarnya tentang foto mayat korban COVID-19. Iya, mungkin emang harusnya dia nggak kayak gitu, tapi percaya aja deh, pasti banyak akun palsu di luar sana yang ngomentarin hal itu. Hanya saja karena mereka pake akun palsu dan nggak ketauan siapa di balik akun tersebut, ditambah mereka nggak seterkenal Anji, ya bacotan mereka nggak terlalu didengar.

Makanya, saya sungguh menyayangkan penggunaan akun fake untuk melempar opini liar itu. Mending tampakkan diri secara langsung, beropini dengan tegas dan lantang, biar semua orang tau siapa orang yang beropini itu. Kalo mau mbacot, ya sekalian yang lantang dong. Kalo mau adu argumen, ya yang jantan dan tunjukin muka dong.

Risikonya ya bakal dihujat netijen dan bahkan diunfollow, barangkali. Tapi ya itu konsekuensi kalo mau bersuara. Kalo nggak mau ambil risiko, yaudah diem aja dan unggah foto-foto hits biar dapat ratusan like. Plaster aja mulut kalo emang nggak siap dengan risikonya, jangan bersembunyi di balik kepalsuan.

Kalo mau lebih budiman lagi, tulis opini bangsat itu dan coba kirimin ke media. Biar semakin banyak yang liat dan siap-siap aja dibacotin sama netijen. Nanti, dari sekian banyak netijen yang mbacot itu pasti bakal ada yang balas opini lewat opini lain dan ditayangin ke media juga. Menjadi sebuah antitesis. Terus dari tesis dan antitesis itu bakal ada yang ngebuat sintesisnya. Asli, rata-rata manusia di negara ini demen beropini, hanya saja nggak semuanya berani beropini dengan jantan.

Alasannya kenapa? Ya itu tadi, takut kena citra negatif. Alasan lain, biar akun asli nggak diserbu netijen dengan komentar jahat. Atau biar kalo opininya terlalu bangsat, nggak didatangi pihak tertentu dan dihajar. Makanya, akun palsu menjadi pelindung dari semua itu.

Sayangnya, kalo emang tujuannya mau cari aman dari pihak yang nggak terima sama bacotan, akun palsu itu nggak bisa sekuat tameng Kapten Amerika. Akun palsu itu gampang banget kalo mau dilacak siapa pemilik aslinya. Perlu diketahui, setiap akun palsu pasti memiliki jejak digital ke akun aslinya. IP yang digunakan pasti sama dengan akun aslinya. Makanya, kalo mau berlindung pake akun palsu buat mbacot, nggak bakal bisa bertahan lama. Gampang banget dilacak, Mas Bro.

Ironinya, ada indikasi bagus bahwa masyarakat negara ini mau beropini dan menulis opininya. Bukankah itu sangat bagus untuk literasi di negara yang konon minat bacanya rendah ini? Sayangnya, gelora beropini yang panas membara itu tidak disertai dengan kemampuan menulis memadai. Dan tentunya tidak disertai dengan keberanian menunjukkan identitas mereka. Jatuhnya ya perang bacot antar sesama akun palsu.

Makanya, seandainya suatu saat nanti gelora beropini masyarakat bisa selaras dengan kemampuan menulis dan kejantanan menunjukkan jati diri, betapa indah dunia kepenulisan di negara ini. Ah, sebuah utopia bangsat yang rasanya mustahil.

Share1Tweet1SendShare
ADVERTISEMENT

Berita Terkait

TRENDING

Sarimuda Purba: “Selama saya bertugas, Dana Desa tidak bisa direalisasi akibat konflik Pangulu dan Maujana Nagori”

16/08/2025

Simalungun, Nusnet.news- Permasalahan serius terkait realisasi Dana Desa (DD) di Nagori Purwodadi, Kecamatan Pamatang Bandar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, akhirnya...

Read more
TRENDING

Koordinator Simalungun Transparansi (SISI)Duga Proyek Pembangunan Stadion Mini Raya Sarat Penyimpangan Anggaran

01/07/2025

Simalungun, Nusnet.news– Kordinator SISI, Samuel Simorangkir, menyampaikan dugaan adanya penyimpangan anggaran dalam proyek pembangunan Stadion Mini di Kecamatan Raya. Menurutnya,...

Read more
TRENDING

Malelo and The Slay Band Asal Medan Siap Bersaing Dikanca Musik Nasional 

11/06/2025

Medan, Nusnet.news- Malelo and The Slay adalah band rockabilly asal Medan, Indonesia, yang dibentuk pada pertengahan tahun 2024. siap bersaing...

Read more
TRENDING

Kades Kemeri Klarifikasi Sepihak, Ini Tanggapan Ketua GWI Provinsi Banten

07/05/2025

Tangerang, Nusnet.news- Ketua Gabungan Wartawan Indonesia (GWI) Provinsi Banten Syamsul Bahri angkat bicara terkait adanya klarifikasi Kepala Desa Kemeri, Kecamatan...

Read more

Berita Terbaru

Labuhanbatu

Tahun Tranformasi HKBP Distrik XXVI, Bupati Labuhanbatu Siap Dukung Kegiatan Jemaat

5 September 2025 | 20:10 WIB
Labuhanbatu

Polantas Menyapa, Sat Lantas Polres Labuhanbatu Gelar Jum’at Berkah

5 September 2025 | 16:02 WIB
Labuhanbatu

Blue Light Patrol, Satlantas Polres Labuhanbatu Antisipasi Gangguan Kamtibmas di Malam Hari

5 September 2025 | 13:31 WIB
Labuhanbatu

Perlombaan Senam Anak Indonesia Hebat Resmi di Tutup

5 September 2025 | 10:11 WIB
KRIMINAL

Satres Narkoba Polres Labuhanbatu Bekuk Pengedar, Amankan Hampir 100 Gram Sabu

3 September 2025 | 13:25 WIB
Labuhanbatu

Polisi Grebek Rumah Nelayan di Panai Hilir, Temukan Paket Sabu dan Uang Hasil Penjualan

2 September 2025 | 13:58 WIB
Labuhanbatu

Pemkab Labuhanbatu Tegakan Perbup No 20 Tahun 2025

2 September 2025 | 05:42 WIB
DAERAH

Polres Labuhanbatu Laksanakan Pengamanan Aksi Unjuk Rasa Damai Di Kantor DPRD

1 September 2025 | 17:58 WIB
Labuhanbatu

Polsek Aek Natas Koordinasi Kamtibmas Bersama Forkopimcam dan Tokoh Masyarakat

31 Agustus 2025 | 18:43 WIB
KRIMINAL

Satres Narkoba Polres Labuhanbatu Bekuk Dua Pria di Kualuh Selatan, Amankan Sabu Siap Edar

31 Agustus 2025 | 18:39 WIB
Labuhanbatu

Jaga Stabilitas Pasokan Dan Harga Pangan, Bupati Dan Wabup Labuhanbatu Ikuti Launching GPM Serentak se-Indonesia

30 Agustus 2025 | 19:30 WIB
Labuhanbatu

Ciptakan Situasi Kondusif Kapolres Labuhanbatu Silaturahmi Dengan Forkopimda

30 Agustus 2025 | 11:23 WIB
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Karir
  • Kode Etik
  • Kode Perilaku Perusahaan Pers
  • SOP Wartawan

©2021-2024 Nusnet.news

rotasi barak berita hari ini danau tobaberita

No Result
View All Result
  • INDEKS
  • TRENDING
  • PERISTIWA
  • DAERAH
  • NASIONAL
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • LINGKUNGAN

©2021-2024 Nusnet.news

rotasi barak berita hari ini danau tobaberita